Welcome to My Blog ( 私のブログへようこそ )



Senin, 02 Mei 2011

Budaya Tahun baru Jepang

Kadomatsu


*Istilah

Tanggal 1 Januari disebut ganjitsu (元日, hari pertama), sedangkan pagi hari 1 Januari disebut gantan (元旦, pagi pertama). Perayaan tahun baru berlangsung selama tiga hari yang disebut sanganichi (三が日, 3 hari).
Bagi sebagian orang, tahun baru belum berakhir sampai tanggal 20 Januari yang disebut hatsuka shōgatsu(二十日正月, tahun baru tanggal 20), saat semua hiasan tahun baru sudah harus disimpan. Di daerah Kansai, Hatsuka shōgatsu dikenal sebagai honeshōgatsu (骨正月, tahun baru tulang) karena biasanya pada hari tersebut, ikan masakan tahun baru sudah habis dimakan sampai ke tulang-tulangnya.
Kegiatan menyambut tahun baru sudah dimulai sejak dua atau tiga minggu sebelum pergantian tahun. Di daerah Kanto, hari persiapan tahun baru yang disebut o-koto hajime (お事始め, awal kegiatan) jatuh pada 8 Desember, sedangkan di daerah Kansai pada 13 Desember.
Tanggal 1 Januari adalah hari libur resmi di Jepang, tapi kantor pemerintah dan perusahaan swasta tutup sejak tanggal 29 Desember hingga 3 Januari. Bank dan lembaga perbankan tutup dari tanggal 31 Desember hingga 3 Januari, kecuali sebagian ATM yang masih melayani transaksi.

Hari tanggal 31 Desember atau malam tahun baru disebut ōmisoka (大晦日). Di malam tahun baru, orang Jepang mempunyai tradisi memakan soba yang disebut toshikoshi soba (年越しそば, soba melewati tahun).  Menjelang pukul 12 malam, genta yang terdapat di berbagai kuil agama Buddha di Jepang dibunyikan. Tradisi memukul genta menjelang pergantian tahun disebut joya no kane (除夜の鐘). Genta dibunyikan sebanyak 108 kali sebagai perlambang 108 jenis nafsu jahat manusia yang harus dihalau.
Acara menumbuk mochi (mochitsuki) merupakan salah satu tradisi menjelang tahun baru. Ketan yang sudah ditanak dimasukkan ke dalam lesung dan ditumbuk dengan alu. Satu orang bertugas menumbuk, sedangkan seorang lagi bertugas membolak-balik beras ketan dengan tangan yang sudah dibasahi air. Beras ketan ditumbuk hingga lengket dan membentuk gumpalan besar mochi berwarna putih.
Selain dimakan sebagai pengganti nasi selama tahun baru, mochi juga dibuat hiasan tahun baru yang disebut kagami mochi. Secara tradisional, kagami mochi dibuat dengan cara menyusun dua buah mochi berukuran bundar, ditambah sebuah jeruk di atasnya sebagai hiasan.
Hari-hari di awal tahun baru ditandai dengan hatsumōde berupa kunjungan pertama ke kuil agama Shinto dan Buddha. Di depan kuil-kuil besar, selepas pergantian tahun sudah bisa dijumpai kerumunan orang yang menunggu pintu kuil dibuka. Doa yang disampaikan biasanya berupa harapan agar sehat dan selamat sepanjang tahun.

Osechi adalah sebutan untuk masakan istimewa yang dimakan di tahun baru. Sup zōni dari kuah dashi yang berisi mochi dan sayuran merupakan salah satu masakan osechi. Berbagai macam lauk masakan osechi dimasak berhari-hari sebelumnya dan diatur di dalam kotak kayu bersusun yang disebut jūbako (重箱). Lauk pada masakan osechi biasanya sangat manis atau asin, seperti: kuromame, tatsukuri (gomame), kombumaki, kamaboko, kurikinton, kazunoko, dan datemaki.

Berbagai ucapan selamat tahun baru yang umum:
  • Kotoshi mo yoroshiku onegai shimasu (今年もよろしくお願いします)
  • Akemashite omedetō gozaimasu (あけましておめでとうございます, Selamat tahun baru)
  • Kin-ga shinnen (謹賀新年, Mengucapkan tahun baru)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar